Konsorsium Perempuan Beri Pelatihan Strategic Planning


*Cegah Kebiasaan Habis Program Bubar
Konsorsium Perempuan Untuk Keberlanjutan Penghidupan Kalimantan Barat, menggelar Strategic Planning Kelompok Perempuan di Tingkat Kabupaten Sintang, 19-20 Oktober 2017.  
Program Manager, Sri Ranti menyampaikan dalam sambutannya menyampaikan terimakasih pada para peserta yang merupakan kelompok tani perempuan.
"Sebelumnya kita sudah melaksanakan kegiatan Strategic Planning di Kabupaten Kapuas Hulu. Biasanya habis program semuanya bubar, untuk itu perlu strategi agar tetap berkelanjutan," ungkapnya, Kamis (19/10/2017)
Dia menuturkan peserta kegiatan terdiri dari 21 orang petani perempuan yang merupakan perwakilan kelompok tani dari kelompok Nanga Ruat, Nanga Rambon, Mulya Jaya, Usaha Bersama, Sepinggan,  Melati, Karya Mandiri dan Samak Lestari.
Menurutnya Strategic Planning sebagai satu di antara metode dan cara untuk penguatan kapasitas organisasi rakyat.
Ini merupakan mandat yang diemban oleh Konsorsium Perempuan kepada masyarakat dampingan dengan menyiapkan dan membekali kemampuan kelompok atau organisasi yang sudah terbentuk maupun belum untuk merencanakan visi, misi dan nilai secara strategis. 
"Kegiatan ini akan dilakukan di tingkat masing-masing Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu. Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat jaringan 540 orang anggota  dari  21  kelompok perempuan yang telah terbentuk di enam desa di empat kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu dan empat desa di dua Kecamatan di Kabupaten Sintang," paparnya.  
Tujuan kegiatan, kata Sri Ranti, antara lain untuk mendampingi  organisasi rakyat untuk menetapkan isu strategis yang perlu, dan relevan untuk diperjuangkan.
Kemudian juga untuk mendampingi organisasi rakyat agar memiliki alat dan metode pengikat bagi pengurus dan anggota mengenai visi, mandat, mandat serta nilai-nilai yang dianut organisasi. 
"Dan mendampingi organisasi rakyat agar relevan dengan perubahan pengurus dan mampu mempengaruhi, mengarahkan, dan membentuk sistem sosial politik dan ekonomi sesuai dengan visi dan misi oragnisasi," sampainya. 
Pemateri dalam kegiatan Strategic Planing adalah dari Lembaga Gemawan Muhammad Isa dan Direktur PPSW Borneo, Reny Hidjazi. 
Satu di antara peserta, Herlina Dora, mengaku bersyukur mengikuti pelatihan tersebut. Oleh karena lewat pelatihan tersebut anggotanya di Kelompok Melati mendapat tambahan wawasan. "Kita juga memahami kondisi petani perempuan, bagaimana perempuan dapat maju bersama menuju kesejahteraan bersama sebagai petani perempuan," ucap Dora. 
Sekretaris Kelompok Nanga Rambon, Aysa, berharap kedepan perlu adanya pelatihan khusus seperti pelatihan yang diadakan saat ini. Agar dirinya bersama kelompok perempuan lainnya sebagai perempuan dapat memiliki pemahaman dan tahu banyak hal. 
"Seperti pengetahuan bahwa kita sebagai perempuan juga memiliki hak atas kepemilikan lahan yang dikelola selama ini. Mengingat selama ini kondisi yang ada hak kepemilikan tanah atau surat tanah bukan milik sendiri atas nama petani perempuan sebagai pengelola lahan," katanya.
Direktur PPSW Borneo, Reny Hidjasi menyebutkan sebagai petani maka yang harus dimiliki adalah lahan. Namun bila surat dari lahan tersebut milik suami atau atas nama orang lain dengan demikian kategori sebagai petani belum terpenuhi. 
"Khususnya petani perempuan karena tidak dapat disebut petani karena tidak memiliki lahan sendiri. Melainkan petani perempuan hanya sekedar identitas saja," ungkap Reny. 
Di hadapan peserta pelatihan, dia pun menyampaikan tiga peran perempuan yakni peran produktif, peran reproduksi dan peran sosial.


Sumber : http://pontianak.tribunnews.com/2017/10/20/cegah-kebiasaan-habis-program-bubar-konsorsium-perempuan-beri-pelatihan-strategic-planning?page=all
Share:

0 comments:

Posting Komentar