Puluhan Petani Perempuan Desa Tekudak antusias ikuti sosialisasi teknik Hazton |
*Tingkatkan Produktivitas Pertanian
Petani Tekudak Antusias Ikuti Sosialisasi Teknik Hazton
PUTUSIBAU--
Meski telah terbiasa menerapkan sistem pertanian tradisional, namun
ratusan petani perempuan Desa Tekudak Kecamatan Kalis Kapuas Hulu
tampak antusias mengikuti sosialisasi penerapan metode Hazton salam
meningkatkan hasil pertanian.
"Kalau
saya pribadi belum tahu apa itu metode Hazton, tapi informasi awal yang
saya dapat, dengar menerapkan metode ini bisa meningkatkan hasil
pertanian," kata petani perempuan Desa Tekudak, Marsatoni (35),
disela-sela Sosialisasi penerapan metode Hazton di Kantor Desa Tekudak,
Jumat (28/10).
Petani
perempuan lainnya, Lusiana (40) menceritakan selama ini, sebagian besar
petani di desanya masih menerapkan sistem tradisional dengan ladang
berpindah. Karena diolah dengan cara tradisional hasil yang didapatpun
sebagian besar masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
"Mungkin ada hasil padi yang dijual, tapi jumlah nya masih sedikit,"
terangnya.
Lusiana
pun mengaku terpaksa masih menerapkan sistem pertanian tradisional
lantaran belum pernah mendapatkan pendampingan secara intensif dalam
meningkatkan hasil pertanian.
"Kalau
di desa lain saya kurang tahu, namun untuk di desa kami sepertinya
memang belum ada pendampingan pertanian secara intensif di lapangan.
Makanya hingga sekarang masih cukup banyak petani desa kami yang
menerapkan sistem pertanian secara tradisional termasuk ladang
berpindah," jelas Lusiana.
Melihat
cukup baiknya manfaat penerapan metode Hazton, Lusiana berharap kedepan
pemerintah bersama pihak terkait lainnya bisa melakukan pendampingan
secara intensif bagi para petani di desanya. "Selama ini rata-rata hasil
pertanian desa kami hanya sekitar 1 ton per hektar untuk satu kali
panen dalam setahun. Dengan menerapkan metode ini saya harap kedepan
bisa meningkatkan hasil pertanian desa kami setidaknya untuk tahap awal
bisa menjadi dua kali lipat," harapnya.
Salah
satu penggagas Teknik Hazton, Anton Kamaruddin menerangkan dengan
menerapkan teknik Hazton bisa meningkatkan produktivitas tanaman hingga
dua kali lipat. "Hiks rata-rata produksi padi di Kalbar rata-rata hanya
3,5 ton/hektar, namun dengan teknologi Hazton Hiks diterapkan sesuai
petunjuk maka hasilnya bisa mencapai 10 ton/hektar," ucap Anton
Kamaruddin.
Sosialisasi
sekaligus penerapan teknik Hazton ini digelar Konsorsium Pemberdayaan
Perempuan Kalimantan Barat bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait
lainnya.
Selain
di 6 desa di Kapuas Hulu, seperti Desa Tekudak, Sungai Besar,Temuyuk,
Tekalong, Mubung dan Lubuk Antuk kegiatan serupa juga dilakukan di empat
desa di Kabupaten Sintang seperti Desa Penyak Lalang, Kelam Sejahtera,
Samak dan Mangat Baru.
Koordinator
Regional Konsorsium Pemberdayaan Perempuan Kalimantan Barat Kapuas Hulu
II, Eva Sriharyanti menerangkan penerapan teknik Hazton ini di
prioritaskan bagi para petani perempuan.
"Sebenarnya
kalangan bapak-bapak juga ada, cuma kami prioritaskan bagi kaum
perempuan lantaran dalam kesehariannya kaum perempuan juga banyak yang
terjun langsung untuk menanam, merawat hingga memanen padi di sawah,
namun kapasitas atau pengetahuannya masih minim dalam mengembangkan
potensi pertanian yang dimiliki," terangnya.
Adanya
pengenalan sekaligus praktik penanaman padi dengan teknik Hazton bagi
kaum perempuan ini, diharapkan Eva bisa menambah kapasitas dan
pemberdayaan kaum perempuan dalam meningkatkan kualitas dan
produktivitas sektor pertanian. (ash)